Sejarah Singkat Taliban

Berita48 Dilihat

SULSELONLINE.COM –  Taliban bangkit kembali dan menjadi ancaman di Afghanistan maupun di perbatasan Afghanistan-Pakistan. Muncul pula kekhawatiran Taliban akan menciptakan ketidakstabilan di kawasan Pakistan Barat Laut di dekat perbatasan dengan Afghanistan.

Di sekitar kawasan tersebut Taliban melancarkan serangkaian bom bunuh diri. Taliban berdiri sekitar awal 1990-an di wilayah Pakistan Utara setelah pasukan Uni Soviet mundur dari Afghanistan.

Gerakan ini awalnya didominasi oleh orang-orang Pashtun dan pengaruhnya mulai terasa pada musim gugur 1994. Cikal bakal gerakan ini adalah pesantren dengan sumber dana dari Arab Saudi. Pesantren ini biasanya menganut aliran Sunni garis keras.

Janji Taliban di wilayah-wilayah kediaman warga Pashtun, yang tersebar di Pakistan dan Afghanistan, adalah memulihkan perdamaian dan keamanan jika mereka berkuasa.

Di kedua negara itu mereka memberlakukan atau mendukung hukum keras, seperti eksekusi di depan umum untuk kasus pembunuhan dan perzinahan serta potong tangan bagi para pencuri.

Diberlakukan juga aturan pakaian yang ketat, seperti perempuan yang menggunakan burka atau pria yang harus memelihara janggut.

Taliban tidak memperbolehkan televisi, musik, dan bioskop serta melarang anak-anak perempuan berusia 10 tahun ke atas masuk sekolah.

Pakistan sudah berulang kali membantah sebagai arsitek berdirinya gerakan Taliban.

Tapi tak diragukan kalau banyak warga Afghanistan yang bergabung dengan Taliban mendapat pendidikan di madrasah-madrasah Pakistan.

Pakistan juga merupakan satu dari tiga negara, bersama Arab Saudi dan Uni Emirat Arab yang mengakui Taliban ketika mereka merebut kekuasaan di Afghanistan pada pertengahan 1990 hingga 2001.

Dan pemerintah Islamabad merupakan negara terakhir yang memutus hubungan diplomatik dengan Taliban, meski kemudian Pakistan menggunakan pendekatan keras untuk menghadapi Taliban yang melakukan serangan di dalam Pakistan.

Serangan 11 September

Perhatian terhadap penguasa Taliban di Afghanistan makin besar setelah serangan di World Trade Centre, New York September 2001.

Mereka dituduh memberi perlindungan kepada Osama bin Laden dan Gerakan Al Qaeda, yang dianggap bertanggungjawab atas serangan di New York.

Tak lama setelah serangan 11 September, Taliban berhasil digulingkan dari kekuasaan di Afghanistan oleh pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat.

Namun pemimpin Taliban Mullah Mohammad Omar tidak berhasil ditangkap, begitu juga Osama Bin Laden.

Setelah sempat melemah, dalam beberapa tahun belakangan ini Taliban muncul kembali dengan melancarkan sejumlah serangan bom bunuh diri maupun serangan lainnya.

Para pengamat menduga meningkatnya serangan di Pakistan antara lain disebabkan oleh tidak adanya koordinasi antara faksi-faksi Taliban dengan kelompok-kelompok militan lain.

Faksi utama Taliban di Pakistan, yang disebut Tehrik Taliban Pakistan (TTP), dipimpin oleh Hakimullah Mehsud, yang dituduh berada di belakang sejumlah serangan baru-baru ini di Pakistan.

Sementara Taliban di Afghanistan diperkirakan masih dipimpin oleh Mullah Omar, seorang ulama yang kehilangan mata kanannya saat berperang melawan pasukan pendudukan Uni Soviet pada dekade 1980-an.

Warga Afghanistan, yang sudah bosan dengan Mujahiddin yang saling bertengkar setelah Uni Soviet keluar dari Afghanistan, pada umumnya menyambut baik Taliban ketika muncul pada masa awal.

Popularitas Taliban juga meningkat sejalan dengan keberhasilan memberantas korupsi maupun menegakkan hukum, serta membangun jalan di kawasan-kawasan yang aman untuk meningkatkan perdagangan.

Dari kawasan Afghanistan Barat Daya, Taliban kemudian meningkatkan pengaruh mereka dengan cepat. Pada bulan September 1995, mereka berhasil meraih Provinsi Herat yang berbatasan dengan Iran.

Setahun kemudian Taliban menguasai ibu kota Kabul dengan menyingkirkan Presiden Burhanuddin Rabbani dan Menteri Pertahanan Ahmed Shah Masood.

Dan tahun 1998 mereka sudah menguasai hampir 90 persen dari seluruh wilayah Afghanistan.

Namun, Taliban dituduh melakukan pelanggaran hak asasi maupun penindasan kebudayaan.

Salah satu contoh yang paling nyata adalah ketika Taliban menghancurkan patung Budha, Bamiyan, yang amat terkenal di kawasan Afghanistan Tengah walapun dunia internasional berupaya mencegahnya.

Tanggal 7 Oktober 2001, pasukan koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat menyerang Afghanistan dan dalam waktu sepekan saja rezim Taliban jatuh.

Namun, Mullah Omar, sejumlah pemimpin senior Taliban, dan para pemimpin Al Qaeda selamat dari serangan itu dan berhasil bersembunyi. Walau terus diburu oleh pasukan koalisi, Mullah Omar dan sebagian besar rekannya masih belum berhasil ditangkap.

Perlahan-lahan mereka juga tampaknya mulai menyusun kekuatan kembali di Pakistan dan Afghanistan, walau tetap berada di bawah tekanan tentara Pakistan dan NATO.

Mengutip kompas.com, kehadiran sejumlah besar pasukan asing tampaknya tidak menghalangi Taliban secara perlahan-lahan memperluas pengaruh mereka, sejalan dengan meningkatnya kembali serangan di Afghanistan dan Taliban beberapa waktu ini.

Kini Taliban telah menguasai Istana Kepresidenan Afghanistan.(al)

Taliban Kuasai Istana Kepresidenan Afghanistan, JK Bilang Begini