Waspada, Puncak Omicron di Indonesia Diperkirakan Februari 2022

Berita59 Dilihat

SULSELONLINE.COM – Puncak penyebaran Omicron di Indonesia diperkirakan terjadi pada Februari 2022 atau 40 hari dari penularan pertama.

Hal ini dikatakan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Bila warga Indonesia tetap disiplin menerapkan prokes, dia yakin kasus Omicron di Indonesia tak setinggi negara lain.

Luhut mengatakan hal itu berdasarkan hasil pengamatan terhadap pengalaman negara lain, di mana varian Omicron mencapai puncaknya dalam kisaran waktu 40 hari, lebih cepat dari varian Delta.

“Untuk kasus Indonesia, kita perkirakan puncak gelombang karena Omicron akan terjadi pada awal Februari,” kata Luhut seperti dilansir Antara, Selasa (11/1/2022).

Meski begitu, kata Luhut, sebagian besar kasus yang terjadi berpotensi bergejala ringan. Sehingga pemerintah menyiapkan strategi yang berbeda dengan penanganan varian Delta.

“Belajar dari pengalaman yang lalu, saya yakin kasus tidak akan meningkat setinggi negara lain. Namun syaratnya kita semua harus disiplin. Keberhasilan kita mengendalikan varian Omicron tidak mungkin dapat dicapai tanpa kerja sama semua pihak, terutama dalam menjalankan protokol kesehatan,” ujar Luhut dalam keterangannya, Selasa (11/1/2022).

Luhut juga menuturkan Indonesia saat ini jauh lebih siap menghadapi gelombang omicron. Dia menuturkan capaian vaksinasi di RI sudah tinggi.

“Indonesia saat ini jauh lebih siap dalam menghadapi potensi gelombang varian Omicron. Tingkat vaksinasi sudah lebih tinggi, kapasitas testing dan tracing kita juga jauh lebih tinggi. Sistem kesehatan kita juga sudah lebih siap, baik dalam hal obat-obatan (termasuk molnupiravir dari Merck), tempat tidur RS, tenaga kesehatan, oksigen, dan fasilitas isolasi terpusat,” paparnya.

Luhut menyampaikan per kemarin, tambahan kasus COVID RI mendekati angka seribu kasus yakni 802. Tambahan itu didominasi dari pelaku perjalanan luar negeri.

“Jumlah kasus mencapai 802 kasus (kemarin), tetapi sebagian masih disumbangkan oleh PPLN. Dari 537 kasus di Jakarta, 435 kasus berasal dari PPLN,” ucapnya.

Luhut mengimbau masyarakat untuk menunda bepergian ke luar negeri dalam 2-3 minggu ke depan. Skenario high alert juga telah disiapkan jika BOR rumah sakit mendekati 20 persen.

“Kami akan terus memonitor secara ketat perkembangan kasus dan akan mengambil langkah-langkah antisipasi yang diperlukan. Perawatan di RS akan menjadi salah satu indikator utama. Kami akan high alert ketika BOR mendekati 20-30%,” jelasnya.(al)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *