Dokumen Proyek Baru Mau Dilelang, Jembatan Barombong Macet dan Rusak karena Bagang

Berita46175 Dilihat

SULSELONLINE.COM – Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Makassar kembali mengumumkan tender untuk Rancang Bangun Rinci (Detail Engineering Design) atau DED proyek jembatan Barombong.

Sebelumnya, tender DED yang sama telah dilakukan pada tahun lalu, tetapi gagal karena beberapa masalah administrasi. Alokasi anggaran untuk proyek jembatan Barombong pada tender ini adalah Rp1,5 miliar, meningkat tiga kali lipat dari anggaran sebelumnya.

Rancang Bangun Rinci (Detail Engineering Design) yang selanjutnya disebut DED adalah dokumen desain teknis bangunan yang terdiri dari gambar teknis, spesifikasi teknis dan spesifikasi umum, volume serta biaya pekerjaan.

Kepala Bidang Jalan dan Jembatan, Dinas PU Makassar, Noorhaq Alamsyah menyatakan bahwa dokumen tender DED akan diserahkan ke ULP akhir Februari.

Pada tender DED kali ini, disiapkan sejumlah persiapan tambahan, termasuk survei Hidrologi Batimetri untuk meneliti laju arus, sedimen hingga kontur dari sungai. Survei ini bertujuan untuk memastikan tiang pancang yang dipasang betul-betul stabil. Proyek pembangunan jembatan Barombong akan menelan estimasi anggaran Rp300-400 milliar, cukup timpang dengan anggaran DED yang hanya Rp500 juta.

Oleh karena itu, skema pembangunan jembatan bisa saja mengarah ke skema bertingkat alias elevated untuk mengefisiensikan anggaran dari kota.

Pembangunan jembatan Barombong yang menghubungkan Barombong dan Jl Metro Tanjung Bunga dianggap sangat penting untuk segera dibenahi. Kondisi jalan dan volume kendaraan sudah tak lagi relevan dan sering menyebabkan kemacetan parah di kawasan tersebut.

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Makassar, Helmy Budiman, menekankan pentingnya dokumen pendamping untuk memastikan permohonan anggaran ini diterima pusat. Saat ini, surat yang diajukan terkait permohonan pembangunan jembatan Barombong masih belum mendapat kejelasan dari pusat.

Dari pantauan di lapangan pagi ini, jembatan Barombong macet karena banyaknya kendaraan yang akan melintas. Jembatan ini setiap harinya digunakan oleh warga Kota Makassar dan Kabupaten Gowa, Takalar, dan Jeneponto.

Di sejumlah titik, jembatan ini mulai rusak dan besinya terangkat karena warga mengikatkan bagang ikan di jembatan. Bagang itu terbawa air deras beberapa waktu lalu sehingga merusakkan besi jembatan di bagian bagang terikat.(*)