Manajer Timnas U-22 yang Dipukul Thailand Adalah Perwira Polisi

Nasional, Olahraga5178 Dilihat

SULSELONLINE.COM – Laga final SEA Games 2023 antara Indonesia melawan Thailand di National Stadium, Kamboja, Selasa (16/5/2023) malam WIB berlangsung panas diwarnai keributan antara pemain dan ofisial kedua kesebelasan.

Manajer Timnas U-22 Indonesia, Sumardji, adalah satu korban yang dipukul ofisial Timnas Thailand.

Dalam tayangan televisi semalam, Manajer Timnas U-22 Indonesia, Sumardji, turut menjadi korban pemukulan.

Sumardji terpental dan jatuh ke tanah saat terlibat keributan dengan ofisial Thailand.

Peristiwa itu ketika Timnas Indonesia berhasil mencetak gol di babak tambahan melalui Irfan Jauhari.

Setelah terjadinya gol, keributan terjadi di bench. Sumardji terlihat dipukul dan dibanting oleh staf Thailand.

Terlihat wajah Sumardji memerah dengan bagian hidung dan mulut berdarah.

Dia juga nampak dipapah karena tidak bisa bangkit dengan sempurna.

Sumardji adalah perwira menengah Polri yang masih aktif berdinas.

Lulusan Secapa Polri tahun 2001 itu kini memiliki pangkat sebagai seorang Komisaris Besar Polisi atau Kombes Pol.

Pria kelahiran, Nganjuk, Jawa Timur, 12 Februari 1972 itu pernah menduduki jabatan yang cukup strategis.

Ia pernah menjabat sebagai Kasubdit Regident Ditlantas Polda Metro Jaya, Wadirpolairud Polda Metro Jaya, Kapolresta Sidoarjo (2020), Dirlantas Polda Bengkulu (2021) dan yang terakhir sebagai Auditor Kepolisian Madya Tingkat III Itwasum Polri (2023).

Pada tahun 2016, Sumardji ditunjuk sebagai manager Bhayangkara FC.

Bhayangkara FC berhasil menjadi juara 1 pada liga 1 Indonesia pada 2017.

AKBP Sumardji juga dipercaya sebagai manager tim nasional U-22, berhasil meraih juara AFF pada 2019 usai mengalahkan Thailand 2-1 di Vietnam.

AKBP Sumardji memiliki andil sangat menentukan dalam capaian tim nasional sebagai runner pada pesta olah raga Sea Games di Filipina 2019.

Awal Kericuhan

Awalnya laga berlangsung tentram. Namun memanas ketika Timnas Indonesia U-22 selebrasi lebih dulu ketika laga belum berakhir dan skor sedang 2-1 untuk keunggulan skuad Garuda Muda.

Karena laga belum berakhir pertandingan pun dilanjutkan. Nahasnya, pemain Thailand. Yotsakon dapat menyamakan skor di menit 90+7 alias ketika laga benar-benar ingin usai.

Selebrasi pun dilakukan seluruh pihak Timnas Thailand U-22. Namun, ada sejumlah staff pelatih Thailand yang selebrasi hingga ke bench Timnas Indonesia U-22.

Gara-gara insiden itu, kericuhan sempat terjadi namun kondisi masih bisa diatasi dengan hujanan kartu merah dari wasit.

Ketika babak tambahan dimainkan, Timnas Indonesia U-22 secara mengejutkan langsung unggul lagi lewat gol Irfan Jauhari. Ketika Irfan asyik selebrasi, di bench Timnas Indonesia U-22 justru terjadi kericuhan.

Tampaknya staf pelatih Thailand tak senang dengan selebrasi yang dilakukan Timnas Indonesia U-22. Namun, kali ini keributannya sudah tak terkontrol karena ada beberapa pihak dari ofisial Thailand yang menyerang pasukan Timnas Indonesia U-22.

Netizen Indonesia bertanya-tanya, apakah Thailand bisa terkena sanksi. Tentunya hal tersebut bisa saja terjadi jika ada yang melaporkan perbuatan staf pelatih Thailand itu ke Federasi Sepakbola Asia Tenggara (AFF).

Bisa juga langsung melaporkan kejadian itu langsung ke AFC atau FIFA selaku Federasi Sepakbola Dunia. Namun, kemungkinan yang terkena sanksi adalah oknum-oknum yang melakukan kekerasan di laga tersebut. Satu hal yang pasti sejauh ini pihak Timnas Indonesia U-22 belum mengambil sikap atas insiden tersebut.(*)