Kalkulator AI, Bisa Prediksi Waktu Kematian

Ragam54 Dilihat

SULSELONLINE.COM – Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan mulai berkembang sangat pesat di era modern saat ini. Bahkan, AI mulai digunakan untuk membantu hal-hal di dunia kesehatan.

Dikutip dari Daily Mail, Inggris akan mulai untuk melakukan uji coba ‘kalkulator kematian AI’, teknologi tersebut dinamakan AI-ECG Risk Estimation (AIRE). Cara kerja AI ini adalah dengan memanfaatkan hasil tes elektrokardiogram (ECG) tunggal yang merekam aktivitas listrik jantung.

Alat ini diyakini mampu mendeteksi masalah kesehatan tersembunyi pada tubuh manusia, yang mungkin tidak bisa ditemukan oleh dokter. AIRE terbukti dalam penelitian mampu mengidentifikasi risiko kematian dengan tepat dalam 10 tahun setelah EKG, dengan akurasi hingga 78 persen.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Lancet Digital Health menemukan bahwa AIRE juga dapat memprediksi gagal jantung di masa mendatang. Alat tersebut mendeteksi masalah irama jantung serius di masa mendatang pada 76 persen kasus, dan penyakit kardiovaskular aterosklerotik di masa mendatang.

AIRE rencananya akan dicoba pada pertengahan tahun depan di dua pusat layanan kesehatan nasional London. Para ahli berharap, AIRE dapat digunakan pada seluruh layanan kesehatan dalam kurun waktu lima tahun.

Ahli kardiologi di Imperial College Healthcare NHS Trust, dr Arunashis Sau mengatakan AIRE bukan diproyeksikan untuk menggantikan peran dokter. Namun, untuk membantu mendapatkan hasil yang mungkin melewati batas yang bisa dilakukan manusia.

AIRE ‘membaca’ hasil EKG untuk mengungkap pola dalam sinyal-sinyal listrik dan menganalisis informasi genetik dari struktur jantung untuk mendeteksi masalah seperti masalah irama jantung dan gagal jantung sebelum berkembang sepenuhnya.

“Tujuan di sini adalah untuk mencoba dan menggunakan EKG sebagai cara untuk mengidentifikasi orang-orang yang berisiko lebih tinggi, yang kemudian mungkin akan mendapat manfaat dari tes lain yang dapat memberitahu kita lebih banyak tentang apa yang terjadi,” katanya.

“EKG adalah tes yang sangat umum dan sangat murah, tetapi tes tersebut kemudian dapat digunakan untuk memandu pengujian yang lebih rinci yang kemudian dapat mengubah cara kita mengelola pasien dan berpotensi mengurangi risiko terjadinya hal buruk,” lanjut dia.(*)(

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *