Hari Pertama Jadi Rektor Unhas, Prof JJ Teken MOU dengan Disbudpar Sulsel

Berita, Kampus61 Dilihat

SULSELONLINE.COM, MAKASSAR — Rektor Universitas Hasanuddin Prof Jamaluddin Jompa yang dilantik Rabu (27 April 2022) kemarin mengawali hari pertamanya dengan penandatanganan MOU dengan Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Sulsel.

Penandatanganan itu berlangsung di ruang kerjanya di lantai 8 Gedung Rektorat Unhas, Tamalanrea, Makassar, Kamis (28 April 2022). Kesepakatan kerja sama ini mencakup pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik desa wisata di Sulawesi Selatan.

Sebelum penandatanganan, Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Sulsel Prof Muhammad Jufri memaparkan maksud dari KKN tematik desa wisata tersebut di hadapan Prof JJ (sapaan akrab Prof Jamaluddin Jompa) bersama jajarannya.

Prof Jufri menjelaskan, tujuan kerja sama tersebut merupakan implementasi konsep pentahelix pengembangan pariwisata masa kini. “Perguruan tinggi merupakan satu dari lima komponen dalam pentahelix bersama media, pelaku usaha, masyarakat, dan pemerintah,” jelas mantan Dekan Fakultas Fsikologi UNM ini.

Lebih lanjut, Prof Jufri mengemukakan bahwa pemilihan fokus kerja sama mengenai KKN tematik desa wisata sebagai upaya membangkitkan kepariwisataan di Sulsel pasca pandemi covid-19 dengan melibatkan perguruan tinggi. Di sisi lain, potensi desa wisata di Sulsel dari segi kuantitas dan kualitas sangat berpotensi untuk dikembangkan bersama-sama oleh berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi.

Sementara itu Prof JJ mengaku senang dengan kerjasama tersebut. Bahkan, katanya, sudah ada dalam perencanaannya untuk proaktif ke OPD-OPD lingkup Pemprov Sulsel untuk menjalin kerjasama termasuk dengan Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Sulsel.

“Kami mau jemput bola sebenarnya karena kami tidak ingin menjadi Menara gading. Dan ternyata kami justru didahului oleh pariwisata (Disbudpar Sulsel) hari ini, di hari pertama saya bertugas sebagai rektor,” ungkap Prof JJ.

Guru Besar Fakultas Ilmu Kelautan ini berbagai beberapa saran terkait kepariwisataan. Ia sempat mengungkapkan angan-angannya untuk membuat sebuah tagline “provokatif” mengenai pariwisata di Sulsel. Sebab di berbagai daerah dan negara, lanjutnya, tagline-nya memang berani melakukan klaim yang tujuannya agar orang penasaran dan akhirnya ingin berkunjung ke daerah tersebut.

Ia juga mengungkapkan jika potensi biodiversity terbaik ada di Sulsel dan hal tersebut harus dipasarkan dengan baik. Bahkan, menurutnya, karena posisinya sebagai yang terbaik di dunia makanya harusnya tidak sulit untuk dipasarkan.

Untuk program kerjasama KKN tematik desa wisata, Disbudpar Sulsel telah menyiapkan instrument yang akan menjadi pembahasan antara kedua pihak di mana instrumen-instrumen tersebut nantinya untuk menjadi panduan kegiatan mahasiswa dalam KKN yang diikutinya. (al )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *