Inggris Akan Bangun Pabrik Baterai Senilai Rp 135 Triliun di Bantaeng

Berita, Ekonomi216 Dilihat

SULSELONLINE.COM – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahawa investor asal Inggris akan berinvestasi di Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel) dengan membangun pabrik baterai dengan nilai investasi sebesar Rp 135 triliun.

Percepatan investasi Inggris itu dilaporkan Bahlil langsung ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Bahlil pun mendapatkan mandat agar investasi itu dilakukan percepatan.

“Baru kami melakukan rapat dengan bapak Presiden beserta beberapa anggota kabinet, Menteri, dan Direktur Utama Antam membahas tentang investasi Inggris yang ada di Indonesia terkait percepatan dalam membangun ekosistem baterai mobil,” ujar Bahlil ditemui usai rapat di Kawasan Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (31/5/2023).

Bahlil mengungkapkan investasi Inggris akan membangun pabrik baterry cell dengan kapasitas 20 gigawatt di Bantaeng.

Pembangunan pabrik dilakukan oleh perusahaan Inggris EVision, perusahaan Swiss Glencore, perusahaan Belgia Umicore, dan PT Antam dari Indonesia. Total investasinya kurang lebih sekitar US$ 9 miliar atau sekitar Rp 135 triliun (kurs Rp 15.000).

Bahlil menjelaskan pabrik baterai yang akan dikebut di Bantaeng akan dibangun pada kawasan industri dengan sumber energi bersih, tepatnya dengan energi tenaga angin.

“Investasi ini akan dibangun dalam kawasan industri yang green energy, yang akan memakai tenaga angin di Bantaeng.

Ini segera akan kita lakukan, kemudian ada tambang nikelnya dari Papua dan prosesnya sekarang lagi berjalan,” papar Bahlil.

“Kalau bisa kita percepat kita lakukan ini investasi pembangunan baterai mobil merambah sampai baterry cell,” tambahnya.

Bahlil mengatakan percepatan yang diinginkan Jokowi dari pihaknya adalah pada proses perizinan.

Namun, tetap harus sesuai mekanisme dan aturan yang berlaku. Targetnya investasi ini sudah harus ada realisasinya di bulan September tahun ini.

“Jadi, jangan kita lambat hanya dengan kajian terus. negara ini terlalu banyak kajian sampai prinsip kita arahan bapak presiden jelas minta percepatan di bulan September semua sudah selesai,” ungkap Bahlil.

Dia mengungkapkan di bulan September diharapkan pabrik baterai dengan kapasitas 20 gigawatt ini bisa dimulai groundbreaking.

“Pokoknya harus selesai dan harus sudah mulai groundbreaking di lokasinya dan semua sudah clear pada September,” ujar Bahlil mengutip detik.com.(*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *