Bank Indonesia Bawa TP2DD Sulsel Studi Pembayaran Pajak dan Retribusi Nontunai di Yogyakarta

Berita126 Dilihat

YOGYAKARTA – Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) memboyong Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) di Sulsel studi banding di Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta pada 5-7 Juni 2023.

Studi ini merupakan apresiasi pemenang One Page Summery Competition yang dilaksanakan beberapa bulan lalu di Makassar.

Hari pertama studi banding, Bank Indonesia menggelar diskusi pada Senin 5 Juni 2023 dengan menghadirkan TP2DD pemenang championship TP2DD 2022 dari DI Yogyakarta.

Kehadiran mereka diharapkan dapat menginspirasi TP2DD Sulsel agar semakin berkembang seperti TP2DD di Jawa.

Acara ini dibuka Deputi Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulsel Rudy Bambang Wijanarko yang dihadiri Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DI Yogyakarta Budiharto Setyawan,

Asisten Administrasi Setda Provinsi Sulsel yang juga Wakil Ketua Harian TP2DD Prov. Sulsel, Dr.  H. Tautoto, TR., M.Si.

Menurutnya, instansi pemerintah harus dapat beradaptasi dengan perubahan yang demikian cepat. Pandemi Covid-19 yang telah berlalu mengajarkan pentingnya kapasitas dan kapabilitas digital.

Dalam sambutannya, Tautoto mengatakan, TP2DD Sulsel hadir di Yogyakarta ingin mempelajari implementasi Elektronifikasi Traksaksi Pemerintah Daerah (ETPD).

Khususnya pajak kendaraan bermotor (PKB), bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB), pajak bahan bangunan (PBB) termasuk memanfaatkan potensi pariwisata, atau smart tourism dalam penerimaan pajak dan retribusi.

Menurutnya, di Sulsel, kendalanya banyak antara lain jaringan internet yang belum tersedia secara memadai,

biaya sewa jaringan serta pengadaan software dan hardware yang sangat mahal, kemampuan IT pegawai yang masih kurang.

Sehingga harus menggunakan jasa pihak ketiga yang mahal, serta masyarakat pengguna jasa sebagian besar belum cakap menggunakan transaksi digital.

“Kendala tersebut adalah tantangan, bukan hambatan. Dengan keterlibatan semua pihak, dan komitmen yang sama baik pemerintah maupun swasta, kendala-kendala tersebut akan bisa diatasi secara bertahap,” ujarnya.

Hadir sebagai pembicara dalam diskusi tersebut adalah Kepala Badan  Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Surakarta Tulus Widayat,  Kepala Bidang (Kabid) Pembukuan, Penagihan, dan Pengembangan Pendapatan Daerah,

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Yogyakarta, R.M. Kisbiyantoro,  Kepala Bidang (Kabid) Pendataan, Penetapan, dan Pengembangan Pendapatan Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Gunungkidul Asih Triwahyuni, S.STP, M.Si., dan Pemimpin Divisi Treasury Bank Pembangunan Daerah (BPD) DIY Munaryati, serta Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Yogyakarta, Wasesa.

Secara bergantian mereka memaparkan tips dalam meningkatkan transaksi nontunai kepada peserta yang berasal dari Bapenda Sulsel, Kabupaten Luwu, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Kabupaten Sinjai, Kabupaten Bulukumba, dan Bank Sulselbar.

Diskusi tersebut berlangsung meriah dengan banyaknya pertanyaan dari peserta TP2DD Sulsel yang ingin mengadopsi trik dan tips dari D.I Yogyakarta untuk diterapkan di Sulsel dan tentu saja akan dilakukan modofikasi. (alim)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *