Malaikat Berebut Catat Pahala Kalimat ini: Alhamdulillahi hamdan katsiran thayyiban mubarakan fih

Ragam426 Dilihat

SULSELONLINE.COM – Seorang pemuda di zaman Rasulullah SAW mendapat pujian dari Nabi meski terlambat tiba di masjid untuk salat.

Pemuda ini mempunyai amalan istimewa sehingga malaikat berebut untuk mencatat amal kebaikannya.

Kisah ini dituliskan dalam buku 115 Kisah Menakjubkan dalam Kehidupan Rasulullah SAW karya Fuad Abdurahman.

Suatu hari, Rasulullah SAW beserta para sahabat menunaikan salat berjamaah, tiba-tiba seorang pria berjalan cepat memasuki masjid. Ia bergabung dalam barisan salat dengan napas masih tersengal-sengal, karena ia hampir berlari agar bisa salat berjamaah.

Kemudian ia mengucapkan, “Alhamdulillahi hamdan katsiran thayyiban mubarakan fih (Segala puji bagi Allah dengan puji tak terhingga, yang baik, dan penuh berkah).”

Setelah selesai salat, Rasulullah SAW menghadap ke arah jamaah dan bertanya, “Siapakah orang yang tadi mengucapkan sesuatu saat aku salat?”

Tidak ada seorang pun yang menjawab pertanyaan Rasulullah SAW karena mereka tidak memahami maksudnya. Karena tak seorang pun menjawab, beliau bertanya lagi, “Manakah orang yang mengucapkan sesuatu ketika aku salat tadi? Sesungguhnya ia tidak mengucapkan kata-kata yang buruk.”

Pemuda yang memasuki salat dengan napas tersengal-sengal itu menyadari bahwa orang yang dicari Rasulullah SAW adalah dirinya.

“Aku, wahai Rasulullah,” jawabnya dengan suara lirih sambil menundukkan kepala karena malu.

“Aku datang ke masjid nyaris berlari. Akibatnya, napasku tersengal-sengal dan kemudian kuucapkan kata-kata tadi,” jelasnya.

Mendengar jawaban sang pemuda tadi, Rasulullah SAW kemudian menyampaikan kabar baik dengan wajah berbinar. “Sungguh, aku melihat dua belas malaikat berebut untuk menyampaikan kata-kata itu kepada Allah SWT,” ujar Rasulullah SAW.

Ternyata ucapan sang pemuda ini dicatatkan sebagai amalan kebaikan.

Dalam riwayat Bukhari dari Rifa’ah diceritakan bahwa suatu hari para sahabat mendirikan salat berjamaah bersama Rasulullah SAW.

Ketika bangun dari rukuk, beliau mengucapkan, “Sami’alahuliman hamidahu (Allah mendengar orang yang memuji-Nya).”

Tiba-tiba, seorang sahabat berucap, “Rabbana lakaal-hamdu hamdan katsiran thayyiban mubarakan fih (Wahai Tuhan kami, segala puji bagi-Mu dengan puji tak terhingga, yang baik, dan penuh berkah).”

Usai salat, Rasulullah SAW menghadap kepada jamaah dan bertanya, “Siapakah orang yang tadi mengucapkan sesuatu ketika aku bangun dari rukuk?”

“Aku, wahai Rasulullah,” jawab sahabat itu.

Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh, aku melihat lebih dari tiga puluh malaikat berlomba-lomba untuk menjadi yang pertama menuliskan kata-kata itu.”

Wallahu a’lam.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *