Pulau Dekat Papua Ini Memisahkan Diri dan Merdeka

Nasional75 Dilihat

SULSELONLINE.COM– Indonesia disebut bakal punya tetangga baru mulai tahun depan lantaran Pulau Bougainville kini memilih menyatakan kemerdekaan dari Papua Nugini dan kemungkinan bakal menjadi sebuah negara.

Sebagai informasi, salah satu pulau terbesar di Papua Nugini itu memilih untuk mencapai kemerdekaan dalam referendum pada 2019 silam.

Nah, proses kemerdekaan Bougainville nantinya akan dimulai pada 2023 yang diharapkan warganya akan mengarah pada kemerdekaan penuh pada 2027 mendatang.

Hasil referendum membuat penduduk lokal dan pengamat internasional menggembar-gemborkan masa depan yang positif bagi Bougainville.

Dilansir dari Pikiranrakyat pada Minggu, 28 November 2021, Komisi Referendum Bougainville, dinyatakan bahwa sebanyak 176.928 orang atau sekitar 98 persen pemilih telah mendukung kemerdekaan Bougainville dari Papua Nugini.

Ini mengakhiri perang berkepanjangan yang terjadi di pulau tersebut antara pasukan pemberontak Bougainville dengan Angkatan bersenjata Papua Nugini. Dr. Anthony Regan, seorang ahli Papua Nugini di Universitas Nasional Australia, menyatakan reaksi terhadap referendum itu dapat dimengerti, tetapi terlalu dini.

“Bouganville tetap menjadi kandidat yang paling mungkin untuk negara baru, tetapi tidak akan mudah untuk mencapai kemerdekaan,” ungkapnya.

Ia mengatakan pemerintah Papua Nugini setuju untuk memberi Bougainville lebih banyak tanggung jawab untuk urusannya daripada provinsi lainnya, tetapi saat ini masih jauh untuk menjadi negara merdeka.

Apa yang mungkin merupakan langkah bertahap menuju otonomi yang lebih besar untuk Bougainville, tetapi mengatakan jadwal untuk menjadi negara yang sepenuhnya merdeka pada tahun 2027 adalah sangat tidak pasti.

Sebagian didorong oleh harapan bahwa Bougainville akan mandiri melalui sumber daya alamnya yang berharga, termasuk potensi pariwisatanya. Hal tersebut dikatakan oleh pakar Bougainville dari Universitas Nasional Australia, Dr. Thiago Opperman.

Kendati memiliki potensi untuk menjadi destinasi wisata internasional di masa mendatang, akan tetapi fasilitas wisata di Bougainville disebut masih kalah dibandingkan dengan fasilitas wisata destinasi wisata andalan Indonesia, Bali.

“Bougainville adalah tempat yang sangat indah dengan pemandangan yang luar biasa dan beragam dan orang-orang yang ramah, tetapi infrastruktur di sana masih sangat terbatas dibandingkan dengan Fiji dan Bali.”

Tak hanya itu, Bougainville juga dikatakan olehnya masih sangat berbahaya untuk didatangi karena adanya endemik penyakit malaria.

Selain itu, masih ada banyak faktor yang membuat negara induknya, Papua Nugini, berada di luar jalur dalam hal pariwisata, terutama reputasi yang berbahaya untuk keselamatan pribadi.

Bahkan, Kementerian Pariwisata Papua Nugini juga telah mengeluarkan beberapa peringatan yang konsisten dengan reputasi Papua Nugini.

“Risiko kejahatan kekerasan dan serangan seksual di Papua Nugini sangat tinggi. Penjahat sering menggunakan parang dan senjata api. Selalu waspada terhadap lingkungan sekitar Anda. Hindari keluar setelah gelap,” bunyi peringatan tersebut.(al)