Tulisan Tentang NEM dan Pramuka Tak Dibuat Nadiem Makarim

Nasional68 Dilihat

SULSELONLINE.COM – Telah beredar sebuah postingan di media sosial seperti di Facebook dan Whatsapp berisi motivasi pada pembaca bahwa nilai tinggi tidak menjamin kesuksesan seseorang.

Tulisan itu disebut berasal dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Nadiem menyebutkan bahwa NEM, IPK dan rangking tidak berpengaruh pada kesuksesan anak di kemudian hari.

Dalam postingan tersebut terdapat klaim bahwa Nadiem telah mengarungi pendidikan selama 22 tahun, mulai dari TK hingga S3. Kemudian, Nadiem mengajar selama 15 tahun di universitas-universitas di tiga negara maju, yakni Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Australia, serta di Indonesia.

Faktanya tulisan yang diunggah oleh sumber bukanlah tulisan yang berasal dari pengalaman Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim.

Artikel itu adalah tulisan milik Wakil Ketua ICTE Agus Budiyono yang diunggah di akun Facebooknya pada 8 November 2018.

Dalam riwayat hidup Nadiem, ia tidak pernah mengajar di universitas-universitas di AS, Korsel dan Australia.

Sebelum menjadi Mendikbud, Nadiem pernah bekerja sebagai Management Consultant McKinsey & Company, Co-Founder Zalora Indonesia, Managing Editor Zalora Indonesia, dan CEO PT Go-Jek Indonesia.

 

Inilah isi tulisan yang beredar tersebut.

CERDAS BANGET MENDIKBUD

Nadiem Makarim:

Mematahkan Mitos NEM, IPK dan Rangking.

Ada 3 hal ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap Kesuksesan yaitu :

  1. NEM
  2. IPK
  3. Rangking

Saya mengarungi Pendidikan selama 22 Tahun :

– 1 Tahun TK

– 6 Tahun SD

– 6 Tahun SMP-SMA

– 4 Tahun S1

– 5 Tahun S2 & S3

Kemudian Saya mengajar selama 15 Tahun di Universitas di 3 Negara Maju :

  1. AS
  2. Korsel
  3. Australia  Dan juga di Tanah Air.

Saya menjadi saksi betapa tidak relevannya ke-3 konsep di atas terhadap kesuksesan.

Ternyata sinyalemen Saya ini di dukung oleh Riset yang di lakukan oleh Thomas J. Stanley yang memetakan 100 faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kesuksesan seseorang berdasarkan survey terhadap 733 Millioner di US

Hasil penelitiannya ternyata nilai yang baik (yakni NEM, IPK dan  rangking) hanyalah faktor sukses urutan ke-30

Sementara faktor IQ pada urutan ke-21

Dan bersekolah di Universitas/Sekolah Favorit di urutan ke-23.

Jadi Saya ingin mengatakan secara sederhana:

“Anak Anda Nilai Raportnya rendah Tidak masalah”

NEM Anak Anda tidak begitu besar?

Paling banter akibatnya tidak bisa masuk Sekolah Favorit.

Menurut hasil Riset, tidak terlalu pengaruh terhadap kesuksesan

Lalu apa faktor yang menentukan kesuksesan Seseorang itu?

Menurut Riset Stanley berikut ini adalah 10 faktor teratas yang akan mempengaruhi KESUKSESAN :

  1. Kejujuran (Being honest with all People)
  2. Disiplin keras (Being well-disciplined)
  3. Mudah bergaul (Getting along with People)
  4. Dukungan pendamping (Having a supportive spouse)
  5. Kerja keras (Working harder than most people)
  6. Kecintaan pada yang di kerjakan (Loving my career/business)
  7. Kepemimpinan (Having strong Leadership qualities)
  8. Kepribadian kompetitif (Having a very competitive spirit/Personality)
  9. Hidup teratur (Being very well-Organized)
  10. Kemampuan menjual Ide (Having an ability to sell my Ideas/Products)

Hampir kesemua faktor ini tidak terjangkau dengan NEM dan IPK.

Dalam Kurikulum semua ini kita kategorikan: Softskill.

Biasanya peserta didik memperolehnya dari kegiatan Ekstra-Kurikuler.

10 faktor di atas ada di dalam Pendidikan Pramuka

Membentuk karakter adalah kebutuhan utama

Mengejar kecerdasan Akademik semata hanya akan menjerumuskan diri.

Bangsa Indonesia bukan tidak butuh orang yg pinter karena bangsa Indonesia sudah banyak orang2 pinter namun bangsa Indonesia membutuhkan orang2 yg punya Karakter beradab, sopan santun, dan berakhlak mulia

Bukan teori tapi praktek lgs di keseharian dg

cerdas menyikapi hidup cerdas menciptakan  peluang..

Salam Cerdas… ¥cerdas banget mendikbud

Nadiem Makarim

 

Pemerintah Target Vaksin Guru Selesai Juni, Nadiem: Belajar Tatap Muka Dibuka Juli