Jokowi Tegaskan Hilirisasi Tidak Dihalangi

Berita50 Dilihat

SULSELONLINE.COM – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyuarakan agar diskriminasi ekonomi kepada negara berkembang oleh negara maju, termasuk Indonesia harus dihilangkan. Pernyataan tetas ini diungkapkan Jokowi dalam KTT BRICS di Johannesburg, Afrika Selatan.

Jokowi menyatakan dirinya menolak adanya diskriminasi komoditas perdagangan hingga upaya menjagal hilirisasi industri. Menurutnya, harus ada kerja sama yang setara dan inklusif antar negara di dunia.

“Diskriminasi perdagangan harus kita tolak. Hilirisasi industri tidak boleh dihalangi. Kita semuanya harus terus menyuarakan kerja sama yang setara dan inklusif,” tegas Jokowi dikutip dari unggahannya di Instagram resmi @jokowi, Jumat (25/8/2023).

Jokowi juga menyampaikan ajakan kepada seluruh negara berkembang untuk bersatu dan memperjuangkan hak-haknya untuk kemajuan negaranya. Dia kembali menegaskan segala tindak diskriminasi terhadap upaya kemajuan negara-negara berkembang harus dihilangkan.

Di hadapan para pemimpin negara anggota BRICS dan sejumlah pemimpin negara lainnya itu, Jokowi juga menyampaikan pandangan bahwa tatanan perekonomian dunia saat ini sesungguhnya tidak adil.

“Kesenjangan pembangunan ekonomi semakin lebar di antara negara berkembang dan negara lainnya, rakyat miskin dan kelaparan semakin bertambah. Situasi tersebut harus segera diselesaikan, tidak boleh dibiarkan,” ungkap Jokowi.

Negara-negara anggota BRICS, kata Jokowi, harus bisa menjadi bagian penting untuk memperjuangkan keadilan pembangunan bagi seluruh negara di dunia.

Di sela-sela KTT BRICS, Jokowi juga melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Republik Demokratik Kongo Jean-Michel Sama Lukonde di Sandton Convention Centre.

Menurutnya, Indonesia dan Kongo adalah pemilik hutan tropis terbesar di dunia. Kerja sama kedua negara penting untuk mengembangkan nilai ekonomi hutan dan berkontribusi mengatasi perubahan iklim.

“Indonesia siap berbagi pengalaman dalam hal konservasi gambut hingga pengelolaan hutan lestari,” kata Jokowi.

Selain itu, kedua pimpinan negara juga membahas mengenai pengembangan hilirisasi industri. Kongo dan Indonesia juga merupakan negara penghasil kobalt terbesar pertama dan kedua di dunia.

“Indonesia siap berbagi pengalaman dan keahlian terkait ekosistem hilirisasi,” kata Jokowi.(*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *